Welcome Myspace Comments

Minggu, 05 Februari 2012

RIYADUS SHOLIHIIN

Dari Qais bin Bisyr at-Taghlibi, katanya: "Saya diberitahu oleh ayahku dan ia adalah kawan erat pada Abuddarda', katanya: "Di Damsyik ada seorang lelaki dari golongan para sahabat Nabi s.a.w. yang bernama Ibnul Handhaliyah. Ia adalah seorang yang suka menyendiri dan jarang sekali duduk-duduk bersama dengan orang-orang banyak. Hanyasanya kerjanya ialah bersembahyang dan jikalau selesai, maka kerjanya lagi hanyalah bertasbih dan bertakbir, sehingga ia mendatangi tempat keluarganya lagi. Pada suatu ketika ia berjalan melalui kita dan kita di saat itu berada di tempat Abuddarda', kemudian Abuddarda' berkata padanya: "Berikanlah kepada kita sesuatu uraian yang dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula menyebabkan bahaya bagi anda."Orang itu lalu berkata: "Pada suatu ketika Rasulullah s.a.w. mengirimkan sepasukan tentera, lalu datang. Ada seorang lelaki yang termasuk juga dalam kalangan pasukan tadi datang terus duduk di tempat duduk yang diduduki oleh Rasulullah s.a.w. kemudian orang itu berkata kepada orang yang ada di dekatnya: "Andaikata anda mengetahui keadaan ketika kita bertemu muka, yakni kita semua dan musuh, maka ada seseorang yang menyerang musuhnya lalu menusuknya. Kemudian orang itu berkata: "Ambillah ini daripada-ku. Saya adalah anak keturunan al-Ghifari." Bagaimanakah pendapat anda dalam hal ucapannya itu?" Orang yang ada di dekatnya itu menjawab: "Saya tidak mempunyai pendapat lain, kecuali bahwa pahala orang itu sudah batal - yakni musnah karena kesombongannya dengan ucapannya tadi. Ada orang lain yang juga mendengarkannya lalu ia berkata: "Saya tidak menganggap bahwa ada sesuatu yang tidak baik karena adanya ucapannya yang sedemikian tadi." Kedua orang - yakni yang berpendapat bahwa orang yang membunuh itu lenyap pahalanya dan yang mengatakan tidak apa-apa - saling bertengkar faham, sehingga Rasulullah s.a.w. mendengar persoalan tadi, kemudian bersabda: "Maha Suci Allah! Tidak ada halangannya jikalau ia diberi pahala dan dipuji." Saya - Bisyr -melihat pada Abuddarda' dan ia merasa gembira dengan keterangan orang tersebut - yakni Ibnul Handhaliyah. Abuddarda' lalu meng-angkat kepalanya melihat orang itu dan bertanya: "Anda mendengar sendirikah yang sedemikian itu dari Rasulullah s.a.w.?" la menjawab: "Ya." Abuddarda' mengulang-ulangi kata-katanya itu, sehingga saya pasti akan berkata: "Hendaklah ia duduk saja pada kedua lututnya." Bisyr - ayah Qais yang meriwayatkan Hadis inr - berkata: "Ibnul Hanzhalah lalu berjalan melalui kita lagi pada suatu hari yang lain. Abuddarda' berkata padanya: "Sudilah kiranya anda memberikan kepada kita suatu uraian yang dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak menyebabkan bahaya kepada anda." Orang itu berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada kita: "Orang yang memberikan perbelanjaan kepada kuda - untuk perang yaitu dengan jalan menggembalanya, memberi minurn, makan dan segala yang diperlukan dalam perawatannya - adalah sebagai orang yang membeberkan tangannya dengan mengeluarkan sedekah tanpa menggenggamnya samasekali." Selanjutnya pada hari yang lain lagi orang itu berjalan pula melalui kita, lalu Abuddarda' berkata padanya: "Sudilah kiranya anda menguraikan suatu uraian yang dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula
membahayakan anda." Orang itu berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda; "Sebaik-baik orang lelaki ialah Khuraim al-Usaidi, andaikata tidak panjang rambut kepalanya dan tidak pula melemberehkan sarungnya." Sabda beliau s.a.w. sampailah pada Khuraim, lalu cepat-cepat ia mengambil pisau kemudian ia memotong rambut kepalanya dengan pisau tadi sampai pada kedua telinganya serta mengangkat sarungnya sampai di pertengahan kedua betisnya. Pada suatu hari yang lain lagi orang itu berjalan melalui kita pula, lalu Abuddarda' berkata padanya: "Sudilah kiranya anda memberikan sebuah uraian kepada kita yang dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula membahayakan anda." Orang itu berkata: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya engkau semua itu akan mendatangi saudara-saudaramu - yakni sesama kaum mu'minin - maka perbaguskanlah kendaraan-kendaraanmu serta perbaguskan pulalah pakaian-pakaianmu, sehingga engkau semua itu merupakan seolah-olah sebagai tahi lalat - yakni menonjol tentang   keindahan  tubuh  dan   pakaiannya  -  di   kalangan   para manusia, karena sesungguhnya Allah itu tidak menyukai kepada keburukan-baik dalam ucapan, pakaianmu.kelakuan dan Iain-Iain-juga tidak menyukai sesuatu yang sengaja dimaksudkan untuk mengakibatkan keburukan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar